Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, maka terhitung mulai tanggal 27 November 2017 pukul 06.00 WITA status Gunung Agung dinaikkan dari Level Ill (Siaga) kelevel IV (Awas).
Beberapa antisipasi yang perlu diperhatikan masyarakat yang tinggal di radius 10 kilomoter dari titik bencana.
“Kami mengimbau masyarakat bisa mengurangi aktivitas di luar rumah dan menggunakan masker. Kedua, harus rajin mengurangi pasir yang ada di atap (genting),” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Jakarta Timur.
Untuk kalian yang ingin melihat Aktivitas Gunung Agung berikut adalah list dari CCTV Live streaming yang bisa anda buka untuk memantau aktivitas dari Gunung Agung
- CCTV Gunung Agung dari Bukit Asah Karangasem – Telkomsel Balinusra
- Live Cam by JujuBot
- MultiView Volcano Mt Agung by YukiZE
Potensi Bencana
- Sejarah aktivitas erupsi G. Agung dicirikan oleh erupsi-erupsi yang bersifat eksplosif dan efusif dengan pusat kegiatan di G. Agung yang terletak di dalam Kawah G. Agung.
- Berdasarkan sejarahnya, jika terjadi erupsi G. Agung seperti pada tahun 1963 maka potensi bahaya yang mungkin terjadi dapat berupa lontaran piroklastik (born vulkanik/batu panas),hujan abu, aliran piroklastika, aliran lava, hingga banjir lahar.Jika terjadi erupsi, potensi bahaya primer yang dapat terjadi di dalam radius 8 km berupa jatuhan piroklastik dengan ukuran sama atau lebih besar dari 6 cm.
- Hasil pemodelan potensi sebaran hujan abu menunjukkan bahwa jika terjadi erupsi saat ini dengan asumsi indeks eksplosivitas erupsi VEI Ill maka sektor Barat, Baratlaut dan Utara dari G. Agung adalah sektor yg paling terancam. Sektor tersebut berpotensi terlanda hujan abu lebat dengan ketebalan maksimum mencapai 1.6 meter (hingga jarak 15 km dari Puncak Gunung Agung) dan ketebalan maksimum 0.4 meter (hingga jarak 30 km dari Puncak Gunung Agung).
- Hasil pemodelan potensi sebaran abu vulkanik di udara mengindikasikan bahwa abu vulkanik dapat tersebar jauh dari Puncak G. Â Agung dan diperkirakan dapat mengganggu operasional penerbangan dari dan ke: Bali, Lombok, Surabaya, dan Banyuwangi. Namun mengenai potensi gangguan abu vulkanik di udara sangat mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga pihak-pihak yang terkait keselamatan penerbangan diharapkan untuk adaptif sesuai dengan kondisi aktual.
- Hasil pemodelan potensi aliran piroklastik (Awan Panas) dengan asumsi bahwa erupsi pembuka memiliki volume erupsi 5 juta m3, maka aliran piroklastika dapat berpotensi meluncur ke sektor Utara-Timurlaut, Tenggara, dan Selatan-Baratdaya dengan jangkauansekitar 10 km dalam waktu kurang dari 3 menit. Namun jika volume erupsi melebihi 10 juta m3, Â maka a Ii ran piroklastika dapat berpotensi meluncur ke sektor Utara-Timurlaut, Tenggara,
dan Selatan-Baratdaya dengan jangkauan melebihi 10 km. Oleh karena itu, ke depan PVMBG dapat mengubah rekomendasi gunungapi sesuai dengan perkembangan data pemantauan terbaru. - Ancaman bahaya aliran piroklastik (Awan Panas) tersebut di atasmaupun aliran lava utamanya berada pada sektor utara lereng G. Agung terutama di daerah aliran sungai Tukad Tulamben, Tukad Daya, Tukad Celagi yang berhulu di area bukaan kawah, pada sektor Tenggara terutama di daerah aliran Sungai Tukad Bumbung, dan pada sektor Selatan-Baratdaya terutama di daerah Pati, Tukad Panglan, dan Tukad Jabah.
Sumber :
Instagram Picture @eyes_of_a_nomad