Sri Sultan Hamengkubuwono X kembali dibicarakan di media sosial, menyusul sikap bersahaja dan merakyat yang ditunjukkan oleh Sri Sultan ketika rombongan Presiden Joko Widodo menyalipnya. Gubenur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta dianugerahi predikat raja yang bersahaja dan merakyat oleh pegiat sosmed.
Rupanya, pembicaraan sosok Sri Sultan ini dikarenakan sikapnya lebih memilih untuk menepi dan berhenti saat Voorijder iring-iringan mobil dinas Joko melintas.
Jika menilik kebelakang, sikap Sri Sultan mengingatkan kisah serupa saat Ayahandanya Sri Sultan yang tak mau menunjukan jati dirinya sebagai pemimpin besar dan membiarkan dirinya ditiang polisi lalu lintas.
Sri Sultan Hamengkubuwono X sendiri enggan menanggapi saat ditanya wartawan tentang sikapnya yang cukup menginspirasi itu.
Dia berujar pendek, terkejut ada saja pewarta berita yang mengetahui kejadian itu.
“Iya, saya tidak mau komentar. Tapi kok ya ada saja wartawan yang tahu,” kata Sri Sultan tersenyum di Yogyakarta..
Peristiwanya terjadi saat Jokowi menghadiri puncak peringatan hari Antikorupsi di Kampus UGM Bulasumur Yogyakarta.
Saat itu, Sri Sultan HB hendak melintasi Jalan Kusumanegara menuju lokasi acara Festival Antikorupsi.
Saat yang bersamaan, iring-iringan mobil kenegaraan yang ditumpangi Jokowi menuju lokasi yang sama.
Meski menjadi orang nomor satu di DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X sepertinya menghargai dan patuh terhadap prosedur tetap (protap) Voorijder (pengawal) presiden yang hendak mengambil alih jalanan untuk sementara waktu.
Mobil AB 1 yang dinaiki Sri Sultan berhenti, setelah pertugas Voorijder meminta semua kendaraan menepi.
Petugas Voorijder saat itu tidak menyangka jika salah satu kendaraan yang berhenti adalah mobil AB 1 kendaraan Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Saat itu, ada salah seorang polisi lalu lintas yang melihat kejadian ini. Polisi itu langsung meminta agar mobil Sri Sultan ikut langsung masuk iring-iringan Jokowi.
Rupanya, Sri Sultan memilih tetap berhenti bersama masyarakat menunggu hingga rombongan melintas.