Selama ini kerap kita baca di medsos kalimat “Amor ring Acintya” jika ada yang meninggal atau kelayu sekar. Banyak orang yang masih belum tepat dalam penulisan bahasa “Amor ing Acintya“. Dalam pengucapan sudah pasti sama, namun dalam penulisan sering di tulis “Amor Ring Acintya“.
Sebelumnya mari kita bahas kalimat yang berbahasa sansekerta tersebut, Amor ring achintya jika kita artikan yaitu amor = Manunggal “ring” itu bahasa bali artinya “di” dan acinthya artinya tuhan yang paling tinggi jika digabung artinya, manunggal di tuhan.
Sesuai dengan bahasa sansekerta lebih tepat jika kita memakai kalimat Amor ing acinthya yang artinya manunggal dengan tuhan, perbedaanya antara “Ring” dengan “Ing”, ring bahasa bali artinya di sedangkan ing itu bahasa sansekerta yang artinya dengan .
Jadi penulisan yang benar adalah “dumogi Amor ing Acintya” yang artinya semoga menyatu dengan Tuhan (Tidak Terpikirkan). “Manunggaling kaula gusti”
Acintya adalah tingkatan Tuhan yg paling tinggi di tinjau secara Vertikal, yg disebut Tri Purusa yaitu : Siwa, Sadhasiwa, Peramasiwa.
Peramasiwa adalah Tuhan yg maha Kuasa, maha tahu, memiliki kesadaran yg tdk terbatas dan tidak terpikirkan (Acintya) beliau disebut SANG HYANG WIDHI WASA / TUHAN YANG MAHA ESA.
Secara horisontal di sebut Tri Murti yaitu BRAHMA, WISNU, SIWA. Bahkan sekarang banyak masyarakat yang sering salah kaprah.. Kadang binatang mati di doakan “Amor ing Acintya”. Kejadian ini sangat berlebihan. Seakan dianggap guyon atau bercanda.
Padahal doa ini sangat keramat dan mengkhusus kepada orang yang kita anggap layak untuk menyatu dgn Tuhan atas karma baik dan sewaktu hidup sangat patut kita contoh. Amor ing Acintya mengandung makna moksa atau tidak dilahirkan kembali.
Secara adat dan tradisi bali orang baru meninggal diyakini masih berada dialam lain bukan dialam acinthya, karena harus ada tahapan tahapan upacara selanjutnya agar bisa amor di sanggah rong tiga.
Menurut penulis doa orang meninggal lebih tepat memakai doa ini :
Oṁ atma tattwatma naryatma Swadah Ang Ah
Oṁ swargantu, moksantu, sùnyantu, murcantu.
Oṁ ksāma sampurnāya namah swāha.
Arti dari doa ini adalah
Om Sang Hyang Widya Wasa yang Maha Kuasa.
Semoga arwah/jiwa yang meninggal mendapat suga, menunggal bersamaMU, mencapai keheningan/ketenangan tanpa derita/siksa.
Ya Sang Hyang Widya Wasa, ampunilah segala kesalahan dan doanya, semoga ia mengapa kesempurnaan atas kekuasaan serta pengetahuan dan pengampunanMu.
jika hendak ngelinggiang di rong tiga lebih tepat memakai doa ” Dumogi amor ing achintya”