Imadenews.com- Malangnya nasib I Kadek Antara Yasa. Putra kedua pasangan Wayan Dadiana (31) dan Putu Suarmini (27) seharusnya telah masuk TK. Namun kini dia hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur lantaran penyakitnya.
Bocah berumur lima tahun delapan bulan ini sejak lahir mengidap penyakit epilepsi hingga menyebabkan ia lumpuh. Lebih dari lima tahun pula, kedua orang tuanya dengan sabar merawat Kadek dengan penuh kasih sayang.
Banting tulang mencari biaya untuk pengobatan anak laki-lakinya itu hingga harus berhutang belasan juta rupiah. Maklum, kondisi ekonomi keluarga ini tergolong kurang mampu.
Ditemui di rumahnya di Banjar Dauh Pangkung Selepa, desa Medewi, Pekutatan, Minggu (27/9) sore, kondisi Kadek terlihat lemas. Ternyata, Kadek baru saja pulang setelah dirawat di RSU Negara. Berat badannya menyusut dan dari mulutnya sering mengeluarkan busa.
“Diminta agar dirujuk ke Sanglah, tapi karena tidak ada biaya, kami tunggu dulu. Saya juga tidak bisa bekerja, fokus momong anak saya ini,” ujar Dadiana.
Sebelum Kadek sakit, Dadiana bisa leluasa keluar ikut bekerja menjadi buruh bangunan. Dengan, penghasilan Rp 60 ribu per hari, hanya cukup kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Apalagi kini Dadiana juga mencukupi kebutuhan ibu dan istrinya yang sedang mengandung anak ketiga. Keluarga ini sebelumnya masuk buku merah (keluarga miskin). Tetapi pascamenerima bantuan bedah rumah, keluarga ini sudah dicoret dari KK miskin.
Namun dengan kondisi yang dialami keluarganya ini, Dadiana mengaku tidak bisa berbuat banyak. Dadia saat ini membutuhkan biaya berobat untuk kesembuhan anaknya.
“Kami sudah pasrah, biaya sudah habis sampai hutang untuk berobat, kami malu dengan pemerintah sudah banyak membantu,” tambahnya sembari berharap ada uluran bantuan untuk putranya.
Pascadirawat, hampir setiap menjelang tengah malam, anaknya terbangun menangis dan baru tidur saat subuh. Menurutnya, penyakit yang dialami Kadek ini sudah dialami tiga hari setelah lahir lima tahun silam.
Kadek sejatinya terlahir normal. Tetapi, baru beberapa hari harus dirawat karena kejang. Sampai saat inipun, anaknya masih kejang-kejang walaupun terlihat diam.
“Bola matanya bergerak terus, sampai sekarang tidak bisa jalan ataupun bicara. Hanya nangis,” tambah ibunya, Putu Suarmini.
Perbekel Medewi I Komang Suartika, mengakui kondisi warganya yang kurang mampu itu. Pemerintah daerah dan desa sudah berupaya membantu.
“Memang sudah dicoret dari KK miskin setelah mendapat bedah rumah. Tetapi dengan kondisi keluarganya seperti itu, kami membantu semampu kami,” ujarnya didampingi Klian Dauh Pangkung Selepa, Wayan Wintra.
Rencananya, Suartika akan membantu mengantar dan mendampingi Kadek ke RSUP Sanglah pekan depan. Dadiana mengaku minder ke Sanglah, karena khawatir biaya pengobatan, disamping biaya menunggu.(MD1)